
Tol Trans Sumatera Sambungkan Aceh-Lampung|Manfaat Tol Aceh-Lampung bagi Warga
2024-07-22Progres Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Aceh-Lampung: Asa Konektivitas yang Semakin Dekat
Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) merupakan proyek infrastruktur strategis yang bertujuan menghubungkan kota-kota besar di pulau Sumatera. Ruas Aceh-Lampung menjadi salah satu bagian penting dari JTTS, yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan roda perekonomian di kedua provinsi tersebut.
Progres Pembangunan
Saat ini, beberapa ruas jalan tol Aceh-Lampung telah dirampungkan dan beroperasi, seperti ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, Terbanggi Besar-Pematang Panggang, dan Pematang Panggang-Kayu Agung. Ruas Kayu Agung-Palembang-Betung juga dalam tahap konstruksi dan ditargetkan rampung pada tahun 2024.
Target Penyelesaian
Pemerintah memiliki target untuk menyelesaikan seluruh ruas jalan tol Aceh-Lampung pada tahun 2024. Hal ini penting untuk mendukung konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera Bagian Selatan.
Manfaat Jalan Tol Aceh-Lampung:
Berikut beberapa manfaat yang diharapkan dari pembangunan jalan tol Aceh-Lampung:
- Meningkatkan konektivitas: Jalan tol ini akan mempermudah dan mempercepat perjalanan antarkota di Aceh dan Lampung.
- Memacu pertumbuhan ekonomi: Aksesibilitas yang lebih baik akan meningkatkan arus barang dan jasa, sehingga memacu pertumbuhan ekonomi di kedua provinsi.
- Menciptakan lapangan kerja: Pembangunan dan operasional jalan tol akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
- Meningkatkan pariwisata: Jalan tol ini akan mempermudah akses ke berbagai destinasi wisata di Aceh dan Lampung.
Tabel Progres Pembangunan Jalan Tol Aceh-Lampung:
Ruas | Status | Keterangan |
---|---|---|
Bakauheni-Terbanggi Besar | Beroperasi | |
Terbanggi Besar-Pematang Panggang | Beroperasi | |
Pematang Panggang-Kayu Agung | Beroperasi | |
Kayu Agung-Palembang-Betung | Konstruksi | Ditargetkan rampung 2024 |
Betung-Jambi | Konstruksi | Ditargetkan rampung 2024 |
Kesimpulan
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Aceh-Lampung merupakan proyek penting yang akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Dengan target penyelesaian pada tahun 2024, asa konektivitas yang lebih baik di wilayah Sumatera bagian selatan semakin dekat.


Kapan Target Penyelesaian Tol Aceh-Lampung Diharapkan Tercapai?
Pembangunan jalan tol Trans Sumatera merupakan salah satu proyek infrastruktur prioritas pemerintah Indonesia. Tol ini membentang sepanjang 2.818 kilometer dan terbagi menjadi beberapa ruas, salah satunya adalah ruas Aceh-Lampung. Lantas, kapan target penyelesaian tol Aceh-Lampung diharapkan tercapai?
Target Penyelesaian Tol Aceh-Lampung
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, target penyelesaian tol Aceh-Lampung dibagi menjadi beberapa tahap:
Tahap | Ruas | Target Penyelesaian |
---|---|---|
1 | Sigli-Banda Aceh Seksi 4 | Maret 2024 |
2 | Banda Aceh-Baitussalam Seksi 5 | Desember 2024 |
3 | Lhokseumawe-Sigli Seksi 2 & 3 | Desember 2024 |
4 | Bakauheni-Terbanggi Besar Seksi 1, 2, 3 & 5 | Desember 2023 |
5 | Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung Seksi 3 | Desember 2023 |
6 | Pematang Panggang-Kayu Agung Seksi 4 | Desember 2023 |
Keterangan:
- Target penyelesaian di atas merupakan target yang optimistis dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi lapangan dan faktor lainnya.
- Beberapa ruas tol Aceh-Lampung, seperti ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, telah beroperasi sebagian.
Faktor yang Mempengaruhi Target Penyelesaian
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi target penyelesaian tol Aceh-Lampung di antaranya:
- Faktor cuaca: Kondisi cuaca yang ekstrem, seperti hujan deras dan banjir, dapat menghambat proses konstruksi.
- Ketersediaan lahan: Pembebasan lahan untuk pembangunan tol terkadang memakan waktu yang lama.
- Ketersediaan dana: Keterlambatan pencairan dana dapat menyebabkan terhambatnya proses konstruksi.
- Faktor teknis: Kesulitan teknis dalam konstruksi, seperti pembangunan jembatan dan terowongan, dapat memakan waktu yang lebih lama.
Manfaat Tol Aceh-Lampung
Pembangunan tol Aceh-Lampung diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat, di antaranya:
- Meningkatkan konektivitas: Tol ini akan mempercepat waktu tempuh antara Aceh dan Lampung, sehingga memperlancar arus barang dan jasa.
- Mendorong pertumbuhan ekonomi: Tol ini akan membuka akses ke berbagai daerah di Aceh dan Lampung, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah tersebut.
- Meningkatkan pariwisata: Tol ini akan memudahkan akses ke berbagai tempat wisata di Aceh dan Lampung, sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan.
- Menciptakan lapangan kerja: Pembangunan dan pengoperasian tol ini akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat di kedua wilayah tersebut.
Kesimpulan
Target penyelesaian tol Aceh-Lampung dibagi menjadi beberapa tahap, dengan target penyelesaian paling lambat pada Desember 2024. Pembangunan tol ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat di Aceh dan Lampung.

Kapan Groundbreaking Terakhir untuk Ruas Tol Aceh-Lampung Dilakukan?
Groundbreaking atau peletakan batu pertama untuk ruas Tol Aceh-Lampung terakhir kali dilakukan pada tanggal 10 Juni 2023. Acara ini dilaksanakan di Kabupaten Bener Meriah, Aceh, dan menandai dimulainya pembangunan Seksi 4B tol tersebut yang menghubungkan ruas Blangkejeren-Kotacane sepanjang 29,52 kilometer.
Berikut adalah tabel yang merangkum groundbreaking ruas tol Aceh-Lampung:
Seksi | Tanggal Groundbreaking |
---|---|
1 | 23 November 2016 |
2 | 30 Oktober 2017 |
3 | 30 November 2018 |
4A | 19 Desember 2019 |
4B | 10 Juni 2023 |
Sebagai informasi tambahan, progres pembangunan ruas Tol Aceh-Lampung hingga Oktober 2023 adalah sebagai berikut:
Seksi | Progres Pembangunan |
---|---|
1 | 100% (sudah beroperasi) |
2 | 99% (sudah beroperasi) |
3 | 85% |
4A | 60% |
4B | 1% |
Dengan selesainya Seksi 4B, maka keseluruhan ruas Tol Aceh-Lampung sepanjang 266,2 kilometer ditargetkan selesai pada tahun 2027. Keberadaan jalan tol ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar provinsi di bagian utara Sumatera, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memperlancar arus barang dan jasa.


Di Mana Titik-titik Kemacetan yang Akan Teratasi oleh Tol Aceh-Lampung?
Jalan tol Trans Sumatera yang menghubungkan Aceh hingga Lampung menjadi salah satu proyek infrastruktur skala besar yang diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan di beberapa titik.
Di mana saja titik-titik kemacetan yang akan teratasi oleh tol Aceh-Lampung? Berikut beberapa contohnya:
Titik Kemacetan di Aceh
- Banda Aceh - Sigli: Kemacetan sering terjadi di ruas jalan nasional Banda Aceh - Sigli, terutama di sekitar pasar dan terminal bus.
- Sigli - Bireuen: Ruas jalan nasional Sigli - Bireuen juga sering mengalami kemacetan, khususnya di kawasan perbukitan dan daerah rawan longsor.
- Bireuen - Lhokseumawe: Kemacetan terjadi di ruas jalan Bireuen - Lhokseumawe, terutama pada jam sibuk dan hari libur.
Titik Kemacetan di Sumatera Utara
- Medan - Tebing Tinggi: Kemacetan sering terjadi di ruas jalan nasional Medan - Tebing Tinggi, terutama di sekitar kawasan industri dan pemukiman padat.
- Tebing Tinggi - Pematang Siantar: Ruas jalan Tebing Tinggi - Pematang Siantar juga sering mengalami kemacetan, terutama di sekitar pasar dan terminal bus.
- Pematang Siantar - Parapat: Kemacetan terjadi di ruas jalan Pematang Siantar - Parapat, khususnya pada saat musim liburan dan akhir pekan.
Titik Kemacetan di Sumatera Barat
- Padang - Pariaman: Kemacetan sering terjadi di ruas jalan nasional Padang - Pariaman, terutama di sekitar kawasan wisata dan pasar tradisional.
- Pariaman - Bukittinggi: Ruas jalan Pariaman - Bukittinggi juga sering mengalami kemacetan, khususnya di sekitar perbukitan dan tikungan tajam.
- Bukittinggi - Padang Panjang: Kemacetan terjadi di ruas jalan Bukittinggi - Padang Panjang, terutama pada saat jam sibuk dan hari libur.
Titik Kemacetan di Bengkulu
- Bengkulu - Arga Makmur: Kemacetan sering terjadi di ruas jalan nasional Bengkulu - Arga Makmur, terutama di sekitar kawasan industri dan perkebunan.
- Arga Makmur - Lahat: Ruas jalan Arga Makmur - Lahat juga sering mengalami kemacetan, khususnya di sekitar perbukitan dan hutan lindung.
- Lahat - Muara Enim: Kemacetan terjadi di ruas jalan Lahat - Muara Enim, terutama pada saat musim panen dan angkutan batu bara.
Titik Kemacetan di Lampung
- Bakauheni - Bandar Lampung: Kemacetan sering terjadi di ruas jalan nasional Bakauheni - Bandar Lampung, terutama di sekitar Pelabuhan Bakauheni dan gerbang tol.
- Bandar Lampung - Metro: Ruas jalan Bandar Lampung - Metro juga sering mengalami kemacetan, khususnya di sekitar kawasan industri dan permukiman padat.
- Metro - Kotabumi: Kemacetan terjadi di ruas jalan Metro - Kotabumi, terutama pada saat musim liburan dan hari libur.
Dengan beroperasinya jalan tol Trans Sumatera ruas Aceh-Lampung, diharapkan titik-titik kemacetan tersebut dapat teratasi. Hal ini akan meningkatkan konektivitas antar wilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan Sumatera.
Tabel Titik Kemacetan yang Akan Teratasi oleh Tol Aceh-Lampung
Provinsi | Ruas Jalan | Titik Kemacetan |
---|---|---|
Aceh | Banda Aceh - Sigli | Sekitar pasar dan terminal bus |
Aceh | Sigli - Bireuen | Kawasan perbukitan dan daerah rawan longsor |
Aceh | Bireuen - Lhokseumawe | Ruas jalan Bireuen - Lhokseumawe |
Sumatera Utara | Medan - Tebing Tinggi | Kawasan industri dan pemukiman padat |
Sumatera Utara | Tebing Tinggi - Pematang Siantar | Sekitar pasar dan terminal bus |
Sumatera Utara | Pematang Siantar - Parapat | Musim liburan dan akhir pekan |
Sumatera Barat | Padang - Pariaman | Kawasan wisata dan pasar tradisional |
Sumatera Barat | Pariaman - Bukittinggi | Perbukitan dan tikungan tajam |
Sumatera Barat | Bukittinggi - Padang Panjang | Jam sibuk dan hari libur |
Bengkulu | Bengkulu - Arga Makmur | Kawasan industri dan perkebunan |
Bengkulu | Arga Makmur - Lahat | Perbukitan dan hutan lindung |
Bengkulu | Lahat - Muara Enim | Musim panen dan angkutan batu bara |
Lampung | Bakauheni - Bandar Lampung | Pelabuhan Bakauheni dan gerbang tol |
Lampung | Bandar Lampung - Metro | Kawasan industri dan permukiman padat |
Lampung | Metro - Kotabumi | Musim liburan dan hari libur |

Apa Dampak Lingkungan dari Pembangunan Tol Aceh-Lampung?
Pembangunan Tol Trans Sumatera, termasuk ruas Aceh-Lampung, memiliki potensi dampak lingkungan yang signifikan. Berikut adalah beberapa dampak yang perlu diperhatikan:
Dampak Positif:
- Peningkatan Ekonomi: Tol Aceh-Lampung akan memperlancar akses transportasi, meningkatkan mobilitas barang dan jasa, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua provinsi.
- Pengurangan Waktu Tempuh: Tol akan memangkas waktu tempuh antara Banda Aceh dan Bakauheni secara drastis, sehingga mempercepat perjalanan dan meningkatkan efisiensi.
- Peningkatan Pariwisata: Aksesibilitas yang lebih baik akan mendorong pengembangan pariwisata di kedua provinsi.
- Penciptaan Lapangan Kerja: Pembangunan dan operasional tol akan menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor konstruksi, logistik, dan pariwisata.
Dampak Negatif:
- Deforestasi: Pembangunan tol akan membutuhkan pembukaan lahan, yang berpotensi menyebabkan deforestasi dan kehilangan habitat satwa liar.
- Polusi Udara: Peningkatan jumlah kendaraan di jalan tol akan meningkatkan emisi gas rumah kaca dan polusi udara.
- Erosi dan Sedimentasi: Konstruksi tol dapat menyebabkan erosi dan sedimentasi, yang dapat mencemari sumber air dan merusak ekosistem sungai dan laut.
- Fragmentasi Habitat: Tol dapat menjadi penghalang bagi pergerakan satwa liar, fragmentasi habitat, dan penurunan keanekaragaman hayati.
- Pemindahan Penduduk: Pembangunan tol dapat menyebabkan pemindahan penduduk, khususnya yang tinggal di area pembangunan.
Tabel Dampak Lingkungan Pembangunan Tol Aceh-Lampung:
Dampak | Positif | Negatif |
---|---|---|
Ekonomi | Meningkat | Tidak ada |
Waktu Tempuh | Berkurang | Tidak ada |
Pariwisata | Berkembang | Tidak ada |
Lapangan Kerja | Tercipta | Tidak ada |
Deforestasi | Tidak ada | Meningkat |
Polusi Udara | Tidak ada | Meningkat |
Erosi dan Sedimentasi | Tidak ada | Meningkat |
Fragmentasi Habitat | Tidak ada | Meningkat |
Pemindahan Penduduk | Tidak ada | Meningkat |
Mitigasi:
Untuk meminimalisir dampak negatif pembangunan Tol Aceh-Lampung, diperlukan langkah-langkah mitigasi, seperti:
- Penanaman pohon: Melakukan penanaman pohon untuk mengkompensasi deforestasi dan meningkatkan penyerapan karbon.
- Pemasangan filter: Memasang filter pada cerobong asap kendaraan dan industri di sekitar tol.
- Pembuatan drainase: Membangun drainase yang baik untuk mengurangi erosi dan sedimentasi.
- Pembuatan jalur khusus satwa liar: Membuat underpass atau jembatan untuk menghubungkan habitat satwa liar yang terpecah oleh tol.
- Memberikan kompensasi: Memberikan kompensasi kepada masyarakat yang terdampak pemindahan.