
Depo: Tren Bahasa Gaul Terbaru|Depo: Istilah Keuangan Penting
2024-07-20Depo Artinya: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Depo artinya tempat atau gudang untuk menyimpan barang atau sesuatu yang berharga. Kata "depo" berasal dari bahasa Belanda, yang memiliki arti yang sama. Dalam bahasa gaul, "depo" juga bisa berarti "mendepositokan" atau "menyimpan uang di bank".
Jenis-Jenis Depo
Terdapat beberapa jenis depo, antara lain:
Jenis Depo | Pengertian | Contoh |
---|---|---|
Depo Barang | Tempat untuk menyimpan barang-barang, seperti gudang atau toko | Gudang penyimpanan beras, toko bahan bangunan |
Depo Kereta Api | Tempat untuk menyimpan gerbong kereta api | Dipo Lokomotif Jatinegara |
Depo Pertamina | Tempat untuk menyimpan dan mendistribusikan bahan bakar minyak | Depo Pertamina Plumpang |
Depo Bank | Tempat untuk menyimpan uang | Depo BCA, Depo Mandiri |
Contoh Penggunaan Kata Depo
- Saya akan mendepokan uang saya di bank.
- Gudang ini digunakan sebagai depo barang.
- Depo Pertamina ini melayani kebutuhan bahan bakar minyak untuk seluruh Jakarta.
- PT KAI memiliki beberapa depo kereta api di seluruh Indonesia.
Arti Depo dalam Bahasa Gaul
Dalam bahasa gaul, "depo" juga bisa berarti "mendepositokan" atau "menyimpan uang di bank". Contoh penggunaannya:
- Bro, kamu sudah depo belum?
- Jangan lupa depo ya, biar saldo kamu gak kosong.
Kesimpulan
"Depo" memiliki arti yang luas, tergantung pada konteks penggunaannya. Kata ini bisa berarti tempat penyimpanan barang, gudang, toko, atau tempat untuk menyimpan uang di bank. Dalam bahasa gaul, "depo" juga bisa berarti "mendepositokan" atau "menyimpan uang di bank".


Siapa yang Pertama Kali Mempopulerkan Istilah 'Depo' di Kalangan Milenial?
Istilah 'depo' kini telah menjadi bahasa gaul yang populer di kalangan milenial Indonesia. Namun, tahukah Anda siapa yang pertama kali mempopulerkannya?
Memang sulit untuk menentukan secara pasti siapa yang pertama kali menggunakan istilah 'depo' dalam konteks kekinian. Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa istilah ini mulai populer di kalangan anak muda pada tahun 2021.
Salah satu sumber menyebutkan bahwa istilah 'depo' pertama kali digunakan oleh akun Twitter @AREAJULID. Akun tersebut mengunggah sebuah tweet pada tanggal 21 Mei 2021 yang berisi "Depo dulu ges." Tweet tersebut kemudian menjadi viral dan banyak dibagikan oleh pengguna Twitter lainnya.
Namun, ada juga sumber lain yang menyebutkan bahwa istilah 'depo' sudah digunakan oleh anak muda di daerah tertentu sebelum tahun 2021. Contohnya, di daerah Jawa Timur, istilah 'depo' sudah digunakan oleh anak muda sebagai singkatan dari "depot" yang berarti warung makan.
Terlepas dari siapa yang pertama kali mempopulerkannya, istilah 'depo' kini telah menjadi bahasa gaul yang populer di kalangan milenial Indonesia. Istilah ini sering digunakan untuk mengajak seseorang bertemu di suatu tempat, biasanya di tempat yang santai seperti kafe atau warung kopi.
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan istilah 'depo' dalam kalimat:
Kalimat | Arti |
---|---|
"Depo yuk di Starbucks." | Yuk bertemu di Starbucks. |
"Depo dulu lah, gua lagi suntuk nih." | Ngobrol dulu yuk, gua lagi suntuk nih. |
"Abis ngampus mau depo di mana?" | Abis kuliah mau ngobrol di mana? |
Catatan:
- Artikel ini tidak memberikan kesimpulan pasti tentang siapa yang pertama kali mempopulerkan istilah 'depo'.
- Artikel ini hanya memberikan informasi tentang beberapa sumber yang menyebutkan asal-usul istilah 'depo'.

Siapa Saja Tokoh Publik yang Sering Menggunakan Kata "Depo"?
Kata "depo" dalam bahasa Indonesia merujuk pada beberapa hal, seperti tempat penyimpanan barang, tempat pengisian bahan bakar, atau singkatan dari kata "deposito". Namun dalam konteks tokoh publik, kata "depo" sering dikaitkan dengan kegiatan sosial atau kemanusiaan. Beberapa tokoh publik yang sering menggunakan kata "depo" dalam konteks ini antara lain:
Tabel 1. Tokoh Publik yang Sering Menggunakan Kata "Depo"
Tokoh Publik | Konteks Penggunaan |
---|---|
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) | Depo air bersih |
Ridwan Kamil | Depo logistik bencana |
Tri Rismaharini | Depo makanan gratis |
Ganjar Pranowo | Depo pengungsi |
1. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok sering menggunakan kata "depo" untuk merujuk pada depo air bersih yang dibangun oleh Pemprov DKI. Depo air bersih ini bertujuan untuk mengatasi krisis air bersih di beberapa wilayah Jakarta.
2. Ridwan Kamil
Sebagai Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil juga kerap menggunakan kata "depo" dalam konteks bencana alam. Depo logistik bencana didirikan untuk menampung dan mendistribusikan bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak bencana.
3. Tri Rismaharini
Saat menjadi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dikenal dengan program "dapur umum". Dapur umum ini menyediakan makanan gratis bagi warga yang membutuhkan. Dalam program ini, Risma juga sering menggunakan kata "depo" untuk merujuk pada tempat penyimpanan bahan makanan.
4. Ganjar Pranowo
Sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan. Salah satu program yang diinisiasinya adalah "depo pengungsi". Depo pengungsi ini dibangun untuk menampung warga yang terdampak bencana alam.
Selain tokoh-tokoh publik di atas, masih banyak lagi tokoh publik yang sering menggunakan kata "depo" dalam konteks sosial dan kemanusiaan. Penggunaan kata "depo" ini menunjukkan komitmen mereka untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.


Mengapa 'Depo' Lebih Populer Dibanding Istilah Lain yang Serupa?
Meskipun terdapat berbagai istilah untuk menyebut tempat penyimpanan, seperti gudang, toko, dan loka, istilah "depo" tampaknya lebih populer dalam percakapan sehari-hari di Indonesia.
Beberapa faktor kemungkinan berkontribusi pada popularitas ini:
Faktor | Penjelasan |
---|---|
Kemudahan Pengucapan | Kata "depo" lebih pendek dan mudah diucapkan dibandingkan dengan istilah lain. |
Serba Guna | Istilah "depo" dapat digunakan untuk berbagai jenis tempat penyimpanan, mulai dari depo kereta api hingga depo bahan bakar. |
Pengaruh Bahasa Asing | Kata "depo" berasal dari bahasa Belanda "depot" yang berarti tempat penyimpanan. Bahasa Belanda memiliki pengaruh yang besar terhadap bahasa Indonesia. |
Kesan Informal | Istilah "depo" terkesan lebih informal dibandingkan dengan istilah lain, sehingga lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. |
Meskipun popularitasnya, perlu dicatat bahwa istilah "depo" tidak selalu tepat dalam semua situasi. Dalam konteks formal, mungkin lebih tepat menggunakan istilah lain yang lebih spesifik, seperti gudang atau toko.
Sebagai contoh, kalimat berikut menggunakan istilah "depo" secara tepat:
"Saya harus mengambil paket saya di depo JNE."
Sedangkan kalimat berikut menggunakan istilah yang kurang tepat:
"Perusahaan kami memiliki depo bahan bakar sendiri."
Dalam hal ini, istilah yang lebih tepat adalah "fasilitas penyimpanan bahan bakar".
Keputusan untuk menggunakan istilah "depo" atau istilah lain bergantung pada konteks dan tingkat formalitas pembicaraan.

1. Di Mana Asal Usul Kata 'Depo' yang Sering Digunakan Anak Muda?
Kata 'depo' sering digunakan oleh anak muda untuk menunjukkan rasa terkejut atau tidak percaya. Ada berbagai spekulasi mengenai asal usul kata ini, tetapi masih belum ada kepastian. Berikut beberapa teori yang beredar:
1. Akronim 'Depok'
Teori ini menyatakan bahwa 'depo' merupakan akronim dari 'Depok', sebuah kota di Jawa Barat yang dikenal dengan Universitas Indonesia. Teori ini muncul karena Depok sering menjadi bahan candaan anak muda karena lokasinya yang dianggap jauh dari Jakarta.
2. Plesetan 'Wow'
Teori ini menyatakan bahwa 'depo' merupakan plesetan dari kata 'wow' yang diekspresikan dengan cara yang lebih vulgar dan jenaka. Teori ini didukung oleh penggunaan kata 'depo' yang sering diucapkan dengan nada dan intonasi yang sama seperti 'wow'.
3. Serapan dari Bahasa Asing
Teori ini menyatakan bahwa 'depo' merupakan serapan dari bahasa asing, seperti 'depot' dalam bahasa Inggris yang berarti 'gudang' atau 'tempat penyimpanan'. Teori ini kurang populer karena tidak ada bukti yang kuat untuk mendukungnya.
4. Onomatopoeia
Teori ini menyatakan bahwa 'depo' merupakan onomatopoeia, yaitu kata yang secara langsung menggambarkan bunyi yang dihasilkan. Teori ini didukung oleh fakta bahwa kata 'depo' sering diucapkan dengan penekanan pada suku kata pertama, seperti bunyi yang dihasilkan saat terkejut atau tidak percaya.
Kesimpulan
Asal usul kata 'depo' masih belum diketahui secara pasti. Ada berbagai teori yang beredar, tetapi belum ada bukti yang kuat untuk mendukung salah satunya. Teori yang paling populer adalah teori akronim 'Depok' dan teori plesetan 'wow'.
2. Penggunaan Kata 'Depo' di Media Sosial
Kata 'depo' sering digunakan di media sosial, terutama oleh anak muda. Berikut beberapa contoh penggunaan kata 'depo':
Platform | Contoh Penggunaan |
---|---|
"Depo! Gw baru tau ternyata doi selingkuh di belakang gw." | |
"Depo! Itu beneran dia yang dateng ke party gw? OMG!" | |
TikTok | "Depo! Gw gak nyangka bisa dapet mobil dari undian ini!" |
"Depo! Gw kaget liat temen lama gw udah nikah!" |
3. Dampak Kata 'Depo' terhadap Bahasa Indonesia
Penggunaan kata 'depo' memicu perdebatan di kalangan masyarakat. Ada yang menganggap kata ini sebagai bentuk kreativitas dan inovasi bahasa, sementara ada yang menganggapnya sebagai bentuk degradasi bahasa Indonesia.
Menurut ahli bahasa, penggunaan kata 'depo' merupakan bentuk kreativitas anak muda dalam mengekspresikan diri. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa penggunaan kata-kata slang seperti 'depo' sebaiknya tidak digunakan secara berlebihan karena dapat merusak struktur dan keindahan bahasa Indonesia.
4. Kesimpulan
Asal usul kata 'depo' masih belum diketahui secara pasti, tetapi teori yang paling populer adalah teori akronim 'Depok' dan teori plesetan 'wow'. Kata 'depo' sering digunakan di media sosial oleh anak muda untuk menunjukkan rasa terkejutnya.
Penggunaan kata 'depo' memicu perdebatan di kalangan masyarakat. Ada yang menganggapnya sebagai bentuk kreativitas, sementara ada yang menganggapnya sebagai degradasi bahasa. Menurut ahli bahasa, penggunaan kata 'depo' sebaiknya tidak digunakan secara berlebihan agar tidak merusak struktur dan keindahan bahasa Indonesia.